Powered by Blogger.
Home » , » Kuliner Nostalgia Jawa Tengah

Kuliner Nostalgia Jawa Tengah

Written By Unknown on Tuesday, October 9, 2012 | 9:12 AM

Makanan bisa menjadi media nostaligia atau pun  petualangan baru. Cobalah aneka makanan khas Jawa Tengah di Nasi Gandul Mbak Endang.

AWALNYA, pada 1997 hanya sebuah warung tenda yang buka sore hingga malam hari. Awalnya, hanya menjual menu nasi gandul khas Pati, Jawa Tengah. Lama-kelamaan, Nasi Gandul Mbak Endang yang terletak di Jalan Pesanggrahan, Jakarta Barat, berkembang menjadi warung makan yang buka dari pagi hingga malam hari. Menu nya pun kian beragam, namun tetap menyodorkan makanan khas Jawa Tengah.

Beberapa tahun lalu, Nasi Gandul Mbak Endang mulai merambah mal-mal besar di Jakarta. Antara lain bisa ditemui di Senayan City, Plaza Senayan, Citra Land, dan Grand Indonesia. “Di Senayan City, menu gudeg khas Jogjakarta lebih unggul dibanding nasi gandul. Namun secara keseluruhan, nasi gandul masih tetap jadi andalan,” papar Mbak Endang, ketika ditemui di warungnya, di Jakarta Barat.

Saat makan siang dan malam, di depan warung yang terlihat sederhana itu, ramai dipenuhi mobil-mobil. Para pelanggan datang untuk mencicipi nasi gandul yang disajikan di piring beralas daun pisang, dan menu-menu lain. Di antaranya, nasi ayam Semarang, soto ayam kemiri khas Pati, asem-asem ayam, Garang asem daging/ayam/iga sapi khas Kudus, kuah manggut khas Pantura, tahu gimbal spesial khas Semarang, nasi goreng babat, babat gongso, dan masih banyak lagi. “Semua menu yang tersedia di sini khas Jawa Tengahan,” terang Mbak Endang.

Menu Andalan
Selain nasi gandul, menu garang asem yang dibungkus daun pisang banyak dipesan pelanggan yang datang dari beragam daerah. Pelanggan dari Jawa Tengah biasanya karena rindu dan ingin bernostalgia dengan masakan khas daerah yang agak sulit ditemui di Jakarta. Sedangkan pelanggan dari daerah lain, awalnya ingin berpetualang kuliner, kemudian datang lagi karena merasa cocok.

Menu andalan lain yang perlu dicicipi adalah kuah manggut. Belakangan, menu ini banyak dicari orang. Kuah manggut khas Pantura menurut Mbak Endang berbeda dengan kuah manggut Jogjakarta. Jika di ‘Kota Gudeg’ menggunakan bahan utama lele, di daerah Pantura memakai ikan pe yang sudah diasap. “Ternyata banyak pelanggan yang suka. Mereka yang berasal dari daerah Pantura merasa senang karena bisa merasakan kembali makanan khas daerahnya.”

Sebagai gambaran, sajian nasi gandul bisa dipilih dalam dua variasi. Pertama nasi terpisah, kedua nasi gandul campur yang artinya kuah santan yang bercitarasa manis gurih, langsung disiram ke nasi. Di dalam kuah santan sudah bisa ditemui potongan-potongan daging. Namun, bila kurang, tersedia isi tambahan di atas meja, mulai dari daging, usus, babat, hingga hati. Silakan pilih, kemudian gunting-gunting sendiri di campuran kuah. Menu nasi gandul disajikan dalam piring yang sudah dialasi daun. Jika nasi gandul bercitarasa manis gurih, maka garang asem menyodorkan rasa asam, manis, pedas. Rasa asamnya berasal dari belimbing wuluh dan tomat hijau. Garang asem disajikan dalam bungkusan daun pisang dengan alas piring.

Bagaimana dengan kuah manggut? Cita rasanya juga sangat khas, gurih segar, dengan wangi ikan pe yang diasap. Tahu gimbal bercita rasa manis Karena menggunakan campuran kecap manis. Sedangkan rasa babat gongso gurih manis.

Jika Anda tidak menyukai sodoran menu khas Jawa Tengah ala Mbak Endang, ada pilihan menu lain yang lebih umum.  Di antaranya ayam bakar, bandeng bakar, ayam goreng, nasi rawon, bakmi jawa, nasi pecel, pecel lele, dang ado-gado.

Nah, mana yang Anda pilih? Apakah petualangan makanan khas Jawa Tengah atau menu-menu lain yang sudah biasa ditemui di restoran-restoran? Silakan dipertimbangkan. Soal rasa, sungguh semua tergantung selera.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Belajar di Mall - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger