Powered by Blogger.
Home » » Belilah Masa Depan dengan Harga Sekarang

Belilah Masa Depan dengan Harga Sekarang

Written By Unknown on Monday, December 24, 2012 | 11:42 AM


PEMBAGIAN rapor tengah semester baru saja berlalu. Sebagian orangtua tersenyum gembira, sebagian lagi cemas melihat nilai-nilai yang tertera di rapor anaknya.Sebenarnya, seberapa penting nilai bisa menjadi jaminan masa depan sang buah hati?

Motivator termuda di Asia Bong Chandra mengatakan, nilai memang penting, tapi jelas bukan segala-galanya. Tingginya nilai tidak mutlak menjamin anak bisa sukses di masa depan. Yang perlu diketahui adalah memahami trend yang sedang terjadi di dunia, trend masa lalu, dan trend yang akan terjadi di masa mendatang. Dengan memahami trend, maka bisa diprediksi apa yang akan dibutuhkan dunia pada masa depan. 

Untuk itu, Bong Chandra menjabarkan pentingnya konsep mau berubah. Tentukonteksnya terkait dengan orangtua siswa. Orangtua diharapkan mau berubah mengikuti zaman alias tidak ketinggalan zaman, termasuk dalam upaya pemahaman teknologi.  Konsep ini menjadi penting karena anak butuh model yang bisa ditiru atau setidaknya bisa mengarahkan. 

Begitu kira-kira pandangan yang sering diungkapkan Bong Chandra dalam berbagai seminar tentang pendidikan. Hasil seminar tersebut kemudian diubah dalam format tanya jawab dengan harapan lebih memudahkan pembaca.

Bagaimana menurut Anda pandangan orangtua tentang pendidikan?
Sejujurnya, banyak orangtua masih memandang pentingnya nilai pelajaran. Mereka berusaha agar anaknya mendapat nilai memuaskan. Padahal di era informasi, nilai tinggi bukan satu-satunya yang terpenting.

Mengapa berpendapat demikian?
Fakta membuktikan, banyak orang sukses yang tidak mendapat nilai bagus saat di sekolah. Dan fakta ini sebenarnya banyak diketahui orangtua. Tapi tahu dan mengerti berbeda. Banyak yang tahu bahwa nilai tinggi bukan satu-satunya penentu kesuksesan, tetapi tidak mengerti. Akhirnya anak tetap dituntut untuk mendapat nilai tinggi, mengabaikan faktor lain.
Saya punya teman SMA, dan salah seorang teman saya yang lain mengatakan bahwa teman saya yang itu otaknya kosong, karena nilai sekolahnya tidak memuaskan. Sekarang, teman saya yang dibilang otaknya kosong punya BMW, punya studio rekaman, sedangkan teman yang tadinya mencetuskan ejekan jadi guru fisika. Ini hanya salah satu bukti bahwa kesuksesan tidak melulu tergantung pada nilai-nilai d sekolah.

Lalu, bagaimana sebaiknya orangtua bersikap?
Kita perlu memberi kebebasan yang bertanggung jawab. Era informasi merupakan era spesifik bukan generalisasi seperti saat era industri.  Spesifik itu bagaimana? Di era industri, kita belajar banyak hal dan tahu banyak hal tapi tidak mendalami. Di era informasi, kita  perlu mendalami satu hal, menguasai yang spesifik. Itu sebabnya, sekolah di beberapa negara maju, menggali terus satu hal yang diminati anak.
Misal, anak kita suka ngerumpi, biarkan dia jadi perumpi terbaik di dunia. Pasti dia akan kaya dan sukses. Oprah Winfrey contohnya. Dia suka ngerumpi sama orang terkenal. Dia ngerumpi dan memanfaatkan teknologi informasi, alhasil sekarang kaya dan terkenal.
Bagaimana kalau ada ibu yang mengatakan, “anak saya hobinya makan.”
Maka, jadilah ahli kuliner, misalnya seperti Bondan Winarno. Hobinya jalan-jalan, makan enak, kaya, terkenal, dan dua katanya ‘mak nyus’ begitu dikenal dan menentukan.
Intinya, di era informasi, butuh sesuatu yang spesifik, tidak hanya tahu semua tapi sedikit-sedikit. Perlu satu bidang yang dikuasai. Namun, era informasi pun sekarang akan segera berakhir. Saat ini dunia mulai memasuki era konseptual.

Jabaran era konseptual?
Saya akan jabarkan terlebih dahulu, ada empat era yang sudah terjadi, yaitu era agraris, industri, informasi, dan sekarang kita memasuki era konseptual. Di era konseptual yang dimulai tahun 2012 ini, orang yang sedikit anehlah yang akan menang. Lihat saja program televisi, tidak lagi mencari presenter yang pakai jas, tapi justru yang sedikit nyeleneh. Itu sebabnya Olga Saputera bisa sukses sebagai presenter. Lagunya yang hanya mengucapkan kata ‘hancur’ juga cukup popular. Jadi yang dilihat sekarang bukan lagi semata kualitas, tetapi kemampuan berkomunikasi.
Komunikasi ini penting.Bayangkan sebuah perumahan yang akan dibangun di Jalan Rencong misalnya. Rumahnya dibuat sangat prima dan kemudian dikomunikasikan dalam promosi dengan nama Perumahan Rencong Indah. Bandingkan dengan perumahan berkualitas standar, tapi mengusung nama Rencong Mansion. Mana kira-kira yang akan menarik dan laku dijual? Itu pula sebabnya, ada yang menamai tahu goreng menjadi crispy tofu.
Intinya, kemampuan komunikasi di era konseptual sangatlah penting. Di dua era ini, kita perlu mempersiapkan anak menjadi teknopreneur bukan hanya sekadar entrepreneur.

Itu berarti, anak-anak harus dididik memahami teknologi dan komunikasi?
Kalau ingin anak kita sukses, didik dia untuk mahir teknologi yang bertanggung jawab. Belilah masa dengan harga sekarang. Pengguna internet di dunia ini terus berkembang. Orang yang menguasai teknologi, orang yang mempunyai media, bisa dikatakan merekalah yang memiliki dunia. Teknologi sudah mengubah dunia dan mengubah bangsa kita. Dan komunikasi jadi perantara utama.

Lebih spesifik, apa yang harus dilakukan orang tua?
Berubahlah. Orangtua jangan ketinggalan zaman, teruslah berubah. Manusia tahu dirinya harus berubah, tetapi kadang tetap tidak mau berubah. Mengapa? Karena berubah itu tidak nyaman. Yang perlu diingat, ketidaknyamanan itu justru salah satu indikator dari pertumbuhan.
Yang juga perlu diingat, anak biasanya tidak suka diperintah langsung. Misalnya, supaya anak tidak melulu ketagihan game, carilah model yang bisa dijadikan contoh. Misalnya, Bill Gate mencipakan game bukan hanya menggunakan, dsb.


                                                                                   
BIOGRAFI BONG CHANDRA
BONG Chandra merupakan entrepreneur muda yang sukses dibidang property. Pada usia ke-22, dia berhasil membangun proyek perumahan pertamanya seluas 5 hektar dengan nilai investasi Rp180 Milyar. Dia juga merupakan penulis bestseller dan merupakan motivator termuda di Asia.
Bong Chandra
anak ke dua dari tiga bersaudara, dilahirkan di Jakarta 25 Oktober 1987. Lahir dari keluarga sederhana, dan dari kecil sampai SMA tidak ada prestasi yang menonjol. Awalnya Bong Chandra adalah anak pemalu, tidak mempunyai banyak teman dan sakit-sakitan.
Krisis ekonomi mengubah hidupnya. Keluarganya mengalami kebangkrutan. Keadaan yang begitu sulit membentuk Bong Chandra menjadi remaja yang lebih tangguh dibanding anak seusianya. Di usia 18 tahun dia mulai merintis bisnis bersama teman-temannya. Penolakan yang dia alami di awal usaha justru membuatnya kian bertumbuh.
Seperti ditulis dalam bongchandra.co.id, saat ini dia telah memimpin 3 perusahaan dan membawahi 150 karyawan.
Sebagai motivator, Bong Chandra kerap diundang ke perusahaan-perusahaan besar skala nasional dan internasional untuk memberi motivasi.

Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Belajar di Mall - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger