Kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk mengajarkan sang buah hati mengenal warna, angka, dan huruf?
Foto: relevantchildrensministry.com |
PADA dasarnya, usia di bawah lima tahun (balita) adalah masa yang paling baik untuk menerima informasi. Banyak ahli sepakat, masa balita adalah masa yang baik untuk menerima aneka informasi seperti mengenal warna, berhitung, dan membaca. Bahkan, pada usia delapan bulan, bayi sudah bisa menerima informasi semacam itu.
Banyak manfaat bila orang tua mengajarkan hal-hal seperti itu kepada bayi. Antara lain, bayi akan lebih fokus, memiliki konsentrasi, dan mampu berpikir. Meskipun demikian, tidak mudah mengajarkan hal seperti itu kepada bayi. Setidaknya diperlukan kesabaran dan keuletan yang lebih banyak dari para orang tua.
Banyak manfaat bila orang tua mengajarkan hal-hal seperti itu kepada bayi. Antara lain, bayi akan lebih fokus, memiliki konsentrasi, dan mampu berpikir. Meskipun demikian, tidak mudah mengajarkan hal seperti itu kepada bayi. Setidaknya diperlukan kesabaran dan keuletan yang lebih banyak dari para orang tua.
Mengajarkan warna
Mengajarkan warna kepada bayi dilakukan secara tidak langsung, tidak seperti kepada anak-anak di usia sekolah. Bayi biasanya suka dengan benda-benda yang beraneka warna. Karena itu, perlhatkanlah benda kepada mereka. Misalnya, boneka binatang atau tokoh-tokoh kartun yang lucu.
Melalui benda itu, orang tua harus menjabarkan setiap warna sehingga sang bayi bisa lebih mencerna pengajaran warna yang anda berikan. Dalam hal ini, carilah benda yang memiliki warna cerah. Sebab, bayi akan lebih fokus pada warna-warna seperti itu.
Buku-buku bergambar juga bisa dijadikan alat untuk mengajarkan warna. Carilah buku yang menarik dengan banyak warna. Perlihatkan kepada bayi, gambar-gambar itu.
Belajar membaca
Kalangan psikolog sependapat bahwa di usia delapan bulan, bayi sudah bisa diperkenalkan kepada huruf yang menjadi dasar untuk bisa membaca. Belajar membaca di sini maksudnya bukan membaca seperti anak-anak di sekolah. Sebab, membaca membutuhkan kemampuan gabungan, yakni memahami dan mengabungkan makna. Bayi tentu belum bisa melakukannya.
Karena itu, belajar membaca di usia balita dimaksudkan untuk menumbuhkan minat baca pada bayi agar kelak terbiasa dengan bacaan. Caranya dengan memperlihatkan kepada bayi itu buku-buku, seperti uku cerita atau dongeng.
Bayi hanya bisa mengenali huruf secara tidak langsung. Artinya, mereka hanya tahu bentuk tanpa memahami maknanya. Karena itu, orang tua tidak perlu ngotot bayi ada bisa membaca buku cerita. Penelitian membuktikan bahwa anak yang terbiasa melihat buku di rumah cenderung memiliki minat baca yang lebih besar dibandingkan anak yang jarang melihat buku.
Para ahli perkembangan punya pandangan berbeda tentang metode belajar membaca, namun pada intinya ada tiga metode yang bisa dipilih. Pertama, teknik kata global atau metode holistik. Misal, ada gambar sebuah apel dan di bawahnya ada tulisan "apel".
Kedua, metode ABC, yaitu mengenalkan huruf per huruf. Orang tua memberitahukan kepada anak ini huruf A, itu huruf B. Ketiga, metode fonetik atau sistem suku kata. Misal, "b-a" sama dengan "ba", "b-u" sama dengan "bu"; bila digabung jadi "babu".
Akrabkan di telinga
Bayi setiap hari pasti mendengar nama benda yang selalu melekat dengannya. Susu misalnya. Gunakanlah kata-kata seperti ini untuk mengajarkan membaca. Orang tua harus sering memperlihatkan gambar botol susu dengan tulisan “Susu” di bawahnya. Tujuannya, bayi itu memiliki memori mengenai huruf dan benda yang dimaksud huruf itu.
Perlu diingat, kata-kata yang diajarkan kepada bayi harus yang mudah dicerna dan akrab di telinganya. Kata-kata sulit yang jarang didengar sebaiknya dihindari. Itulah mengapa, buku anak selalu mengangkat sekitar kehidupan anak. Inilah yang membuat anak belajar lebih cepat.
Perlu pula diingat bahwa proses belajar bersama anak harus selalu menyenangkan. Jangan perlakukan anak seperti murid. Sebab, yang diharapkan dari mengajar bayi adalah rangsangannya. Rangsangan itulah yang akan menempel di otaknya. Kelak, ia akan mengingat kembali apa yang pernah ia terima semasa bayi. Karena itu, ciptakanlah suasana menyenangkan.
Belajar membaca sejak bayi tidak akan dirasakan instan tapi efeknya akan terasa di kemudian hari. Penelitian di negara maju membuktikan anak lebih cepat bisa membaca ketimbang anak lain yang tak belajar sejak dini. **
0 comments:
Post a Comment