Para calon ibu perlu mewaspadai yang satu ini, Gigi berlubang ternyata bisa sangat berbahaya bagi kesehatan bahkan keselamatan janin.
Jaga Kebersihan
Informasi serupa juga dikampanyekan banyak dokter gigi dan pemerintah, di antaranya di situs betterhealth.vic.gov.au.Disebutkan, bayi yang lahir prematur akibat buruknya kesehatan gusi dan gigi ibu, akan memunculkan rentetan masalah kesehatan lain, di antaranya cerebral palsy dan masalah terkait penglihatan serta pendengaran bayi.
Untuk menjaga kebersihan gigi, disarankan setidaknya paa calon ibu menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi fluoride, membersihkan dengan benang gigi, dan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi. Saat sedang hamil, jangan lupa memberitahukan tentang kehamilan tersebut, sehingga dokter gigi bisa menghindari tindakan berisiko, misalnya menunda penggunaan x-ray dan bisa melakukan konsultasi pada dokter kandungan, saat akan menggunakan tindakan anestesi.
Foto: case.edu
TIPS
1. Bila merencanakan kehamilan, lakukan terlebih dahulu pemeriksaan gigi dan gusi.
BUNDA, sebaiknya lakukan pemeriksaan gigi sebelum merencanakan kehamilan, dan terus melakukan pemeriksaan rutin selama kehamilan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Mengapa memperhatikan kesehatan gigi sebelum dan saat kehamilan begitu penting? Saat hamil, tindakan yang bisa dilakukan tidak sebebas ketika sebelum atau pun sesudah kehamilan. Selain itu, pemeriksaan sebelum hamil bisa memperkecil kemungkinan kerusakan gigi atau pun infeksi gusi yang biasanya lebih mudah terjadi pada ibu hamil.
Drg Edward Daniel menjelaskan, ketika hamil, terjadi perubahan hormon yang berpengaruh pada kesehatan gusi dan gigi. Gusi menjadi lebih rentan tehadap peradangan, sehingga lebih mudah berdarah. Umumnya hal itu diperparah dengan tindakan pengabaian kebersihan mulut, sehingga terbentuk plak yang mengandung bakteri.
Waspadai Gigi Berlubang
Para Bunda juga jangan menyepelekan gigi berlubang, sekecil apa pun. Apa sebenarnya hubungan antara gigi berlubang dan janin? Drg Edward yang berpraktek di bilangan Jakarta barat ini, menjelaskan urutannya. Gigi berlubang, katanya, akan mempengaruhi jaringan penyangga gigi dan akhirnya bisa membuat gigi goyah. Saat itulah bakteri yang menyebabkan peradangan terbawa ke aliran darah dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan di bagian tubuh yang lain, termasuk rahim ibu.
Masukya bakteri ke aliran darah bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur dan kelahiran dengan berat badan rendah. Bahkan, sebuah studi di Center of Oral and Systemic Diseases, University of North Carolina menemukan fakta bahwa risiko yang ditimbulkan dari masalah gigi berlubang sama parahnya dengan risiko akibat merokok ata pun mengkonsumsi alkohol selama kehamilan. Dampaknya bukan hanya kelahiran prematur dan kekurangan berat badan, tetapi juga bisa menimbulkan keguguran.
“Itulah sebabnya perlu dilakukan pemeriksaan gigi pada calon ibu hamil, sehingga semua tindakan yang perlu dilakukan, seperti penambalan dan pencabutan gigi bisa dilakukan sebelum kehamilan. Jika sudah terlanjur hamil, tetap lakukan pemeriksaan rutin., sehingga bisa dilakukan pencegahan sesuai kondisi,” jelas Drg Edward.
Jaga Kebersihan
Informasi serupa juga dikampanyekan banyak dokter gigi dan pemerintah, di antaranya di situs betterhealth.vic.gov.au.Disebutkan, bayi yang lahir prematur akibat buruknya kesehatan gusi dan gigi ibu, akan memunculkan rentetan masalah kesehatan lain, di antaranya cerebral palsy dan masalah terkait penglihatan serta pendengaran bayi.
Penelitian menunjukkan sekitar 18 dari 100 kelahiran prematur, dipicu oleh infeksi kronis pada gusi gigi. Oleh karena itu, perawatan gigi sebelum kehamilan dan juga pemeriksaan rutin selama kehamilan dapat mengurangi 80% risiko kelahiran prematur akibat buruknya kesehatan gigi dan gusi pada calon ibu.
Untuk menjaga kebersihan gigi, disarankan setidaknya paa calon ibu menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi fluoride, membersihkan dengan benang gigi, dan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi. Saat sedang hamil, jangan lupa memberitahukan tentang kehamilan tersebut, sehingga dokter gigi bisa menghindari tindakan berisiko, misalnya menunda penggunaan x-ray dan bisa melakukan konsultasi pada dokter kandungan, saat akan menggunakan tindakan anestesi.
Masalah hormon pada ibu hamil bukan satu-satunya penyebab langsung rentannya kondisi gigi dan gusi. Lonjakan hormon juga memicu akibat lain seperti, mengidam makanan manis dan seringkali muntah, yang kemudian tidak diikuti dengan tindakan pembersihan area mulut. Akibatnya, kuman menjadi lebih cepat bereaksi.
.
Dijelaskan bahwa radang gusi lebih sering terjadi pada trisemester kedua kehamilan. Gejalanya meliputi pembengkakan pada gusi dan pendarahan, terutama ketika menyikat gigi. Karena sering dianggap sepele dan tidak diobati, akhirnya meningkat menjadi radang gusi kronis yang bisa mempengaruhi janin. Karena itu, jika para calon bunda mengalami gejala seperti yang sudah disebutkan, sebaiknya segera datang berkonsultasi ke dokter gigi.
Dijelaskan bahwa radang gusi lebih sering terjadi pada trisemester kedua kehamilan. Gejalanya meliputi pembengkakan pada gusi dan pendarahan, terutama ketika menyikat gigi. Karena sering dianggap sepele dan tidak diobati, akhirnya meningkat menjadi radang gusi kronis yang bisa mempengaruhi janin. Karena itu, jika para calon bunda mengalami gejala seperti yang sudah disebutkan, sebaiknya segera datang berkonsultasi ke dokter gigi.
Foto: case.edu
TIPS
1. Bila merencanakan kehamilan, lakukan terlebih dahulu pemeriksaan gigi dan gusi.
2. Saat sudah hamil, tetap lakukan pemeriksaan rutin dan jangan lupa memberitahu bahwa diri Anda sedang hamil.
3. Jangan menyikat gigi segera setelah muntah. Asam lambung yang naik setelah muntah, ditambah gosokan sikat yang kuat bisa menggores lapisan email yang melindungi gigi.
4. Setelah muntah, sebaiknya bilas atau kumur-kumur dengan air biasa, kemudian ditindak lanjuti dengan obat kumur fluoride.
5. Jika tidak ada obat kumur, bisa menggunakan pasta gigi. Keluarkan di jari, dan gosok gigi dengan jari.
6. Menyikat gigi dapat dilakukan satu jam setelah muntah.
7. Guakan sikat gigi berkepala kecil seperti yang sering terlihat pada model sikat gigi pada balita.
8. Jika rasa pasta gigi merangsang rasa mual, sebaiknya beralih ke merek atau rasa lain. Jangan ragu mencoba-coba sampai menemukan rasa dan bau pasta gigi yang cocok.
0 comments:
Post a Comment