Apa sebenarnya penyebab gondongan? Apakah memang menular? Apa yang perlu dilakukan untuk mencegah gondongan? Gejalanya seperti apa dan apa yang harus dilakukan jika terkena gondongan? Adakah efek samping dari gondongan?
Pertanyaan:
SAYA ibu dari dua anak, Luisa (6) dan Ronald (9). Saya penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang penyakit gondongan. Belakangan, ada dua teman Ronald terkena gondongan, padahal mereka sudah vaksinasi MMR.
Apa sebenarnya penyebab gondongan? Apakah memang menular? Apa yang perlu dilakukan untuk mencegah gondonga? Gejalanya seperti apa dan apa yang harus dilakukan jika terkena gondongan? Adakah efek samping dari gondongan? Mohon penjelasannya dok, terimakasih.
Elizabeth,
Cimahi
Apa sebenarnya penyebab gondongan? Apakah memang menular? Apa yang perlu dilakukan untuk mencegah gondonga? Gejalanya seperti apa dan apa yang harus dilakukan jika terkena gondongan? Adakah efek samping dari gondongan? Mohon penjelasannya dok, terimakasih.
Elizabeth,
Cimahi
Jawaban:
Dear Ibu Elizabeth
Penyakit Gondongan atau dalam dunia kedokteran dikenal sebagai Parotitis atau Mumpsadalah suatu penyakit menular di mana seseorang terinfeksi virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah. Penyakit ini cenderung menyerang anak-anak.
Gondongan dapat ditularkan melalui kontak langsung, percikan ludah, cairan muntah dan urin. Seseorang yang sudah pernah menderita penyakit gondongan, maka dia akan memiliki kekebalan terhadap virus ini.
Masa tunas (masa inkubasi) Penyakit Gondongan sekitar 2 sampai 3 minggu. Adapun gejala yang timbul adalah: pada tahap awal (1-2 hari) penderita gondongan mengalami gejala: demam (suhu badan 38.5 – 40 derajat Celcius), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah. Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (Parotis) yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar. Sekitar 70% terjadi pembengkakan kelenjar pada dua sisi. Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3-5 hari kemudian berangsur mengempis dan demam mulai turun.
Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa penyulit. Komplikasi pada anak sangat jarang terjadi. Komplikasi yang dapat terjadi adalah peradangan pada testis, ovarium, otak dan pankreas.
Pengobatan ditujukan untuk mengurangi keluhan dan istirahat. Dapat digunakan obat pereda panas dan nyeri misalnya Parasetamol. Terhadap virus itu sendiri tidak dapat dipengaruhi oleh anti-mikroba, sehingga pengobatan hanya berorientasi untuk menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik dengan sendirinya. Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam “self limiting disease” (penyakit yg sembuh sendiri tanpa diobati). Penderita penyakit gondongan sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang sifatnya asam, supaya nyeri tidak bertambah parah, diberikan diet makanan cair dan lunak.
Selama sakit, penderita sebaiknya dipisahkan dari anak lain agar tidak menularkan penyakitnya. Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi. Pemberian vaksinasi MMR (Mumps, Morbili, Rubela) untuk mencegah penyakit gondongan, campak dan campak jerman, merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak. Vaksin ini diberikan melalui injeksi pada usia 15 bulan dan diulang saat usia 5 atau 6 tahun. Pengulangan vaksin MMR pada usia 5 tahun diperlukan untuk menaikan kadar antibodi agar tidak terkena penyakit. Anak yang sudah divaksinasi umumnya akan kebal terhadap gondongan, kalaupun terkena biasanya gejalanya akan ringan, tidak ada komplikasi dan penyembuhannya lebih cepat.
Rubrik ini diasuh oleh
dr Ferdy Limawal Spa
RS Omni Alam Sutera
dr Ferdy Limawal Spa
RS Omni Alam Sutera
0 comments:
Post a Comment