Powered by Blogger.
Home » , » ASI dan Sifat Keibuan

ASI dan Sifat Keibuan

Written By Unknown on Friday, November 9, 2012 | 11:34 PM

Sifat keibuan seseorang sangat dipengaruhi oleh aktivitas di dalam otak sang ibu. Dan, aktivitas di otak itu ternyata dipengaruhi pula oleh pemberian ASI kepada bayi.

TAK ada yang memungkiri bahwa setiap ibu pasti punya rasa peduli kepada bayi mereka. Seorang ibu mempunyai sifat mengasihi tanpa batas dan tanpa harap balas terhadap anaknya. Apapun akan dilakukan ibu untuk anak mereka.  Hanya saja tingkat rasa peduli itu berbeda-beda. Ada saja ibu yang tak acuh kepada anaknya yang menangis. Ada pula yang sangat responsif untuk segera bertindak bila sang anak membutuhkan kehadirannya.

Sebuah penelitian membuktikan hal itu. Yakni, menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka di bulan-bulan awal setelah melahirkan terbukti lebih memiliki sifat keibuan dibandingkan mereka yang memberikan susu formula.

Sebuah penelitian oleh The Journal of Child Psychology and Psychiatry menemukan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka di empat bulan pertama setelah melahirkan ternyata lebih memiliki ikatan emosional ketimbang ibu yang memberikan susu formula.

Survei itu menunjukkan bahwa ibu-ibu yang menyusui langsung bayi mereka memiliki respons di otak yang lebih besar ketika menghadapi bayi mereka yang menangis. Mereka lebih peduli dan memiliki empati lebih besar ketimbang ibu yang memberikan susu formula.

Menyikapi bayi yang menangis memang bisa menunjukkan tingkat kepedulian seorang ibu terhadap bayi mereka. Ada ibu yang tenang-tenang saja ketika melihat bayinya menangis, adapula yang terlalu berlebihan menyikapinya.

Dari penelitian ini terlihat bahwa ibu yang memberikan ASI kepada anaknya, jauh lebih peduli terhadap tangisan bayi. Ini merupakan penelitian pertama yang mengaji mekanisme saraf sebagai akibat dari pemberian ASI. Sekaligus menghubungkan aktivitas di otak dengan perilaku keibuan.

Penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI dan segala aspek lainnya terkait pemberian ASI seperti tingginya hormon (oxytocin, prolactin), tekanan mental, dan budaya ternyata sangat mempengaruhi aktivitas otak para ibu dan perilaku keibuan selama empat bulan pertama setelah melahirkan.

Selama tiga atau empat bulan pertama setelah melahirkan, beberapa bagian otak terus aktif dan itu berhubungan dengan sifat keibuan serta sensitivitas ibu.

“Karena itu sangat penting untuk mendorong ibu dan membantu mereka mengatasi tantangan terkait pemberian ASI dan perawat bayi selama masa empat bulan pertama,” kata Dr. Pilyoung Kim, pemimpin penelitian itu.
Share this article :

1 comments:

Guntur said...

Wajah keibuan juga akan terlihat jelas ketika seorang wanita menyusui anaknya

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Belajar di Mall - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger