Foto:thinkprogress.org |
SIAPA sangka anugerah itu datang di usia 40 tahun. Mary terlihat bahagia karena tepat di ulang tahunnya yang ke-40, kehamilan yang ditunggu-tunggu datang juga. Boleh jadi itulah hadiah ulang tahun terindah bagi karyawan bank swasta yang tinggal di Bumi Serpong Damai itu.
Memang ia positif dinyatakan hamil. Namun, dokter di klinik memberitahukan bahwa usia 40 tahun adalah usia rawan untuk hamil. Jika tidak telaten, kehamilan bisa jadi bumerang. Mary gembira bercampur sedih tentunya.
Menurut dr. Damar Pramusinto, SpOG, ahli fetomaternal dari FKUI/RSCM, kehamilan di usia 35 tahun ke atas memang tidak dilarang. Namun, risikonya sangat banyak. "Harus disadari bahwa risiko hamil di usia 35 tahun ke atas tidak nol lagi seperti saat usia lebih muda," kata Damar dalam sebuah talk show di Jakarta.
Menurut Damar, usia 25-35 tahun secara fisik sangat ideal untuk menikah dan hamil karena di usia itu fungsi organ reproduksi masih optimal. Kematangan mental dan emosional di usia ini juga jauh lebih siap. Di atas usia 35 tahun biasanya mulai terjadi penurunan kondisi sel telur dan sel sperma sehingga proses pembelahan sel telur yang sudah dibuahi juga sering terganggu.
Penelitian menunjukkan, Pada usia 35 tahun ke atas, risiko melahirkan bayi down syndromeadalah 1:50. Faktor usia di atas 35 tahun juga berpengaruh terhadap kemampuan rahim untuk menerima bakal janin atau embrio. Dalam hal ini,kemampuan itu mengalami penurunan. Akibatnya, embrio yang dihasilkan terkadang sulit untuk di lapisan lendir rahim atau endometrium. Inilah yang menyebabkan keguguran.
Namun demikian, ini bukan berarti risiko itu tidak bisa dihilangkan sama sekali. Selama menjaga kehamilan dengan baik, tentu bayi dilahirkan juga akan sehat. Karena itu, hamil di usia rawan harus benar-benar telaten menjaga kesehatan ibu dan jabang bayi. **
0 comments:
Post a Comment