Powered by Blogger.
Home » , , » Kenali dan Waspadai Penyakit Kawasaki

Kenali dan Waspadai Penyakit Kawasaki

Written By Unknown on Monday, December 17, 2012 | 6:09 AM


Gejalanya mirip penyakit campak, namun jika terlambat ditangani, akibatnya bisa sangat fatal. Buah hati Anda bisa terkena serangan jantung.

Foto: kidshealth.org
PENYAKIT kawasaki bisa menyerang siapa saja, bahkan buah hati yang baru berusia satu bulan. Gejala awal ditandai dengan panas tinggi, kemudian mata merah, keluar bintik seperti campak. 
Karena belum banyak dokter yang paham tentang penyakit ini, seringkali terlambat ditangani hingga menyerang jantung. Masa penyerangan ke jantung biasanya dimulai di hari kesepuluh. 

 GRACE Octavia Tanus, 13, kini harus membatasi aktivitas sehari-hari. Tidak boleh ada kamus kata lelah, apalagi terjatuh hingga luka. Seba buat Grace, luka sekecil apa pun  bisa berbahaya. Maklum, darah di tubuhnya harus diencerkan dua kali lipat dibanding kondisi normal, agar jantungnya tidak lelah memompa. Kondisi itu terpaksa  dia jalani semenjak dokter memvonis Grace menderita Penyakit Kawasaki pada 2005. Ketika itu, usianya baru 6,5 tahun.

Awalnya, Grace disangka menderita penyakit campak. Badannya panas, mata merah, kemudian muncul bintik-bintik.  Namun, dari hari ke hari kondisinya tidak juga membaik. Panasnya tetap tinggi. Pada hari ke-10 dokter mulai mencurigai Grace terjangkit penyakit Kawasaki, namun belum berani memastikan. Saat itu  penyakit Kawasaki belum banyak dikenal, baik di kalangan medis, apalagi masyarakat awam.

Kedua orangtua Grace, Soeyanny A Tjahya dan Tony Tanus, terus berupaya mencari informasi, termasuk melalui dunia maya (browsing). “Terus terang, saat itu saya mulai curiga, Grace terkena Kawasaki. Gejala-gejalanya sama. Tapi dokter sendiri belum berani memastikan,” papar Soeyanny yang akrab dipanggil Asui.

Setelah semua hasil laboratorium turun, vonis Kawasaki pun dijatuhkan. Grace langsung mendapat infus obat, dengan dosis yang diberikan sesuai berat badan. Karena berat badannya 25 kg, maka Grace harus mendapat infus obat sebanyak 10 botol. Harga satu botol obat sekitar Rp3,5 juta. “Saat itu juga, panasnya langsung turun. Beberapa hari kemudian Grace diperbolehkan pulang.”

Serangan Jantung
Namun, sekitar dua hari setelah pulang ke rumah, Grace mengeluh sakit di bagian perut dan dada. Orangtuanya langsung melarikan ke rumah sakit, dan ternyata jantungnya bengkak. Dokter menyatakan Grace terkena serangan jantung, sebagai dampak keterlambatan penanganan saat mendapat serangan Kawasaki.

Kondisi Grace dengan cepat menyebar di dunia maya. Penyakit langka yang diderita Grace mulai muncul di berbagai surat kabar. Menteri Kesehatan datang untuk mengecek langsung. Dari Departemen kesehatan inilah, Asui dan Tony mendapat nama dr Najib Advani SpA(K) MMed. Paed, satu-satunya ahli Kawasaki di Indonesia.

Dua minggu di rumah sakit, Grace diperbolehkan pulang, tapi harus mengonsumsi obat pengencer darah seumur hidup. Kini, penyempitan pembuluh jantung Grace sudah mencapai 90%. Asui dan Tony terus melakukan konsultasi dengan dokter Najib dan berkomunikasi lewat email dengan dokter-dokter ahli di Amerika dan Jepang, tempat penyakit ini ditemukan.

Karena kondisi jantung Grace sudah parah, Asui dan Tony memutuskan untuk melakukan operasi by pass jantung. Pilihan pelaksanaan jatuh di Jepang, karena hanya negara inilah yang mempunyai pengalaman operasi jantung untuk anak penderita Kawasaki. “Sekarang kami sedang menunggu giliran untuk operasi,” tutur Asui.

Peduli Kawasaki
Satu bulan pertama saat Grace divonis Kawasaki,  Asui mengaku down. Dia terus bertanya-tanya, “Mengapa? Mengapa anak saya?” Apalagi pada 2009, anak tertuanya Brandon Tanus, 13, juga terserang penyakit Kawasaki. Beruntung, Asui dan Tony sudah memahami gejala penyakit ini. Mereka langsung membawa ke dokter Najib, mendapat tindakan cepat dan sekarang sudah dinyatakan sembuh total.

Pada akhirnya, Asui mengambil sisi positif dari cobaan yang menimpa keluarganya. Dia merasa Tuhan menggunakan dia sebagai alat untuk membantu orang lain. “Sejak 2005, saya mendapat banyak telepon dari orangtua yang menanyakan tentang gejala Kawasaki. Dan ternyata jumlah penderitanya kian lama kian banyak. Bukan hanya menyerang ras Mongoloid seperti yang semula disangka, tapi juga menyerang ras di luar Mongoloid” paparnya.

Akhirnya pada 2008, didukung Dokter Najib, dan Rumah Sakit Omni Alam Sutera Tangerang yang kini memiliki fasilitas Kawasaki Center, Asui mendirikan Perkumpulan Orangtua Penderita Penyakit Kawasaki Indonesia.

Lewat perkumpulan  inilah, Asui ingin menyebarkan informasi agar semua orangtua waspada dan memahami gejala penyakit Kawasaki, sehingga bisa ditangani dengan cepat sebelum berdampak ke jantung. Itu sebabnya, Asui sukarela menyebarkan nomor teleponnya, dan dengan senang hati melayani orangtua yang menelpon karena curiga anaknya menderita Kawasaki. “Kalau gejalanya sudah jelas, saya langsung menyarankan agar dibawa ke dokter Najib atau Kawasaki Center,” ujar Asui yang menjabat sebagai ketua dalam perkumpulan tersebut.

Asui juga ingin menggugah kesadaran pemerintah betapa berbahayanya penyakit  Apalagi di Indonesia jumlah penderitanya terus meningkat. “Saya ingin sekali pemerintah lebih peduli. Ini penyakit mahal. Pengobatannya mahal, apalagi jika harus melakukan by pass jantung seperti Grace. Kami perkirakan biaya yang keluar bisa mencapai Rp1 miliar. Itu sebabnya, pemerintah harus lebih peduli. Jika gejalanya cepat diketahui dan tidak terlambat ditangani, pasien bisa sembuh total. Tidak semua orang mampu membeli obat untuk penyakit ini, apalagi jika harus melakukan operasi jantung,” ujarnya.

Saat ini, Asui dan orangtua lain yang tergabung dalam perkumpulan, mencoba melakukan berbagai cara untuk mengumpulkan dana, jika ada orangtua yang anaknya menderita penyakit Kawasaki dan mengalami kesulitan ekonomi.



Fakta tentang Penyakit Kawasaki
1. Penyakit Kawasaki ditemukan oleh Dr Tomisaku Kawasaki di Jepang tahun 1967.
2. Penyakit ini menyerang anak-anak dari usia 2 bulan hingga 13 tahun (usia pasien tertua yang diketahui di Indonesia).
3. Kawasaki tidak menular, namun hingga sekarang penyebabnya belum diketahui.
4. Jika terlambat ditangani, penyakit Kawasaki akan menyerang jantung.
5. Penanganan yang cepat sangat diperlukan. Rentang waktu 1-7 hari bisa dikatakan masih aman (belum menyerang jantung). Jika tidak segera ditangani pada hari ke-7 hingga 10, masuk kategori rawan, dan di atas 10 hari dikhawatirkan sudah terkena jantung koroner.
6. Telepon Kawasaki Center, RS Omni Alam Sutera, Tangerang: (021) 5312 555, 5312 8555. Nomor telepon Ketua Perkumpulan Orangtua Penderita Penyakit Kawasaki Indonesia Soeyanny Tjahya (Asui): 0816909255.


Gejala Awal
Gejala penyakit Kawasaki tidak selalu sama pada setiap anak. Namun, secara umum gejala yang harus diwaspadai sbb:
1. Panas tinggi hingga bisa mencapai 41 derajat celcius. Meski suhu tubuh berfluktuasi, tapi tidak pernah mencapai suhu normal.
2. Hari kedua mata dan bibir mula memerah.
3. Sekitar hari keempat, muncul bintik merah mirip penyakit campak. Namun meski sudah diberi obat (termasuk antibiotik), panas tidak juga turun.
4. Biasanya di hari ke sepuluh mulai terjdi pengelupasan kulit di tangan dan kaki.
5. Sebelumnya, terkadang muncul pembengkakan di leher mirip penyakit gondong.
6. Muncul lebam di bekas suntikan imunisas BCG.
7. Terkadang anak mengeluhkan nyeri pada persendian
Share this article :

1 comments:

Alesia Wahyu N said...

Info tentang penyakit kawasaki ini bermanfaat dan juga bisa mengingatkan untuk selalu waspada dan mengenali gejala - gejala penyakit kawasaki sekaligus juga bisa memberikan rasa peduli bagi penderita penyakit kawasaki :) Terima kasih atas infonya yang bermanfaat ini :)

Waspadai Infeksi Akibat Gigitan Dan Cakaran Kucing

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Belajar di Mall - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger